Jumat, 01 Juli 2016

makalah Comenius dan Pestalozzi



Sejarah Perkembangan Pikiran dan Praktek PAK dalam  tokoh Yohanes Amos Comenius dan Peztalozzi
Matakuliah : Pemimbing PAK I


Nama Kelompok :       1.Clara Raflesiane
                                    2. Yoanti Rebeka Indriyani
Dosen Pemimbing : Ibu Janse Belandina Non






FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
2015
KATA PENGANTAR

           


Kami ucapkan puji syukur kepada Tuhan atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat sehingga kami dapat menyelesaikan maklah tentang perkembangan usia khusus dalam perahlian. Makalah ini telah kami susun dengan maksimal, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menabahkan lebih baik lagi.
            Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami. Kami yakin masih banyak kekurangan makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

















DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB I             Yohanes Amos Comenius                                                                        1
A.    Riwayat Hidup...................................................................................1
B.     Dasar Pendidikan...............................................................................1
C.     Asas Pendagogis................................................................................2
BAB II                        Johann Heinrich Pestalozzi......................................................................3
A.    Riwayat Hidup...................................................................................3
B.     Dasar Pendidikan...............................................................................4
C.     Asas Pendidikan................................................................................5
PENUTUP












BAB II
Yohanes Amos Comenius (Komensky)
Bapak Pendidik Modern

A.    Riwayat Hidup
Keluarga Comenius berasal dari desa yang bernama Komna. Yohanes lahir pada tanggal 28 Maret 1592 di Nivnice. Ayahnya bernama Martinus Komensky, pemilik pengilinggan gandum, dan seorang warga saleh dalam persaudaraan Morawi. Ibu nya bernama Anna, akan tetapi saat umur Yohanes sepuluh tahun ia harus keliangan ayahnya karena wabah pes turun. Ia mempunyai istri bernama Magdeline Vioska yang berasal dari keluarga terhormat. Tahun berikutnya ibu yang kekasih meninggalkan nya pula. Saat Yohanes berumur 16 tahun, ia studi di Prerov yang diselenggarakan oleh Gereja Persaudaraan Morawi. Selama di Prerov, Yohanes mengambil keputusan untuk menjadi seorang pendeta. Pangeran Zerotin, kepala pemerintah Morawi menyediakan beasiswa baginya.
Tanggal 30 Maret 1611 Comenius dan eman pelajar lainnya meneruskan studi perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh gereja Reformasi terletak di kota Herborn. Setelah belajar dua tahun di Herborn ia berlibur, setelah itu ia mencalonkan diri sebagai mahasiswa pada Universitas Calvin. Prof. Daud Pareus, dosen yang tidak mengenal lelah dalam usaha memperdamaikan semua pihak agama Kristen yang saling bertengkar. Usaha Pereus ini mendorong Comenius untuk berbuat demikian sepanjang kehidupan profesionalnya.
Comenius menganggap terlampau muda untuk ditahbiskan sebagai pendeta, maka ia diangkat menjadi rektor di Prerov, alma maternya. Dua tahun sesudah ia ditahbiskan, gereja melantiknya sebagai pendeta jemaat dan kepala sekolah di Fulnek. Mengingat Comenius lanjut usia, yakni 64 tahun, agak susah baginya untuk memulai kehidupan kembali dari nol. Dari bencana berat yang ia sudah alami sepanjang umurnya. Comenius, pelopor perdamaian melalui pendidikan, tutup mata pada tanggal 4 November 1670 di kota Amsterdam dan dikembumikan di pekuburan jemaat di kota Naarden. Dari sudut banyak pendidik zaman modern, Comenius menduduki tempat paling utama dalam sejarah ilmu pendidikan.

B.     Dasar Pendidikan
Comenius berpendapat bahwa pendidikan yang ia maksud selayaknya dinamakan pendidikan agama Kristen, karena nilai-nilainya berporos pada iman Kristen. Ada dua dasar yang menjadi teori dan pandangan pendidikan, yaitu ;
1.      Dasar Teologi
Iman dan pandangan terhadap teologi menjadi darah daging pikirannya tentang pendidikan dan cara ia mengamalkannya diruang sekolah, bukan sebagai sarana untuk meraih baginya kekuatan duniawi secara pribadi, melainkan untuk mengatasi pecahan yang tampak dalam masyarakat.
Manusia adalah ajaran teologi kedua yang menyoroti pandangan Comenius tentang pendidikan. Gereja, persekutuan orang yang percaya bukan hanya dengan pengakuan lisan saja, melainkan dengan pengakuan tingkah lakunya, ini termasuk pokok teologi yang penting bagi Comenius. Hal yang perlu kita catat, yaitu pandangan Comenius, hatinya tertangkap oleh Firman Allah. Comenius tidak meolak perbuatan duniawi karena justru itulah yang akan dijunjung tinggi dalam usaha mengembangkan teori dan praktek pendidikan termasuk pendidikan agama Kristen. Dalam prakterk dan pikiria Comenius tentang teologi yang dipukuk oleh Persaudaraan Morawi tampak keyakinan tentang perlunya mengamalkan Firman Allah dalam paguyuban yang belajar-mengajar.
2.      Pengalaman Pribadi
Pada waktu tentara Spanyol membabi-buta di kita Fulnek oada tahun 1620, Comenius mengalami keganasan tidakan dari pihak warga Kristen, hanya karena ia dan gerejanya mengaku iman Kristen yang berbeda. 45 tahun lamanya Comenius harus hidup sebagai pengungsi di tanah asing karena gerejanya menolak hak kekuasaan politis dan gerejawi dari pihak Katolik Roma untuk berkuasa dinegerinya. Comenius seorang pendidik pertama sejak Quintullianes yang mencurahkan begitu banyak ternaga demi kepentingan pendidik.
Walaupun pengalaman Comenisu menimbulkan oandangan pesimis, namun iman turut mendorongnya untuk menolak jalan buntu. Sebagai jalan keluarnya ia memberanikan untuk menganjurkan wawasan pedagogis yang meyakinkan.
3.      Pemikiran Analogis
Comenius mengasilkan metode pedagogis yang berporos pada usaha meniru proses alamiah. Ia cendering berpikie secara analogis dan bukan ilmiah, meskipun ia merasa bahwa pendekatan yang ia pakai sesuai dengan asas-asas yang digambarkan Bacon. Untuk mengahargai pendekatan Comenius, pertama-tama ia menyebutkan asas berdasarkan irama alam. Kedua ia menunjukkan bagaimana asas itu dilalaikan oleh para pendidik. Ketiga usaha untuk menerapkan asas alam dalam kebutuhan yang khusus pedagogis.

C.     Asas-asas Pedagogisnya
1)      Tujuan Pendidikan Umum/Pendidikan Agama Kristen
Comenius ingin mengembangkan semua kemungkinan yang tersirat dalam jati diri manusia sebagai makhluk yang diciptakan segambar dengan Allah. Tujuan nya untuk mencapai tiga prestasi, yaitu pengetahuan/pengertian, kebijakan dan kesalehan. Tujuan umum dan tujuan kulikuler tidak berporos pada pokok pengetahuan iman yang perlu dihafalkan oleh anak didik. Maka tujuan Comenius berporos pada hidup kristiani. Hasil belajar formal, pelajar hendaknya ,mengetahui dan memahami dunia nyata untuk hubungan sehari-hari.
2)      Lingkungan Luas Pendidikan
Dalam pemikiran dan praktek Comenius kehidupan manusia dibagi menjadi tujuh tahap;
1.      Waktu bayi ada di dalam rahim ibu
2.      Kelahiran dan masa bayi
3.      Masa kanak-kanak
4.      Masa remaja
5.      Masa pemuda
6.      Masa dewasa
7.      Masa lanjut usia
Dalam wawasan pedagogis Comenius mesti ada sekolah berangsur-angsur menyempurnakan. Setiap sekolah hendak menjadi masyarakat-mini yang mencangkup satuan ekonomis “ negara kecil “ yang diselenggarakan secara demokratis. Walaupun gagasan Comenius belum terwujud, tetapi ia menentukan sasaran tentang sifat masyarakat berdasarkan pendidikan umum yang disoroti oleh iman Kristen.
3)      Pengajar
Comenius mengangap bahwa Allah adalah pengajar utama. Secara logis nya pengajar selanjut nya ialah ; orang tua, guru dan masyarakat termasuk sekolah dan persekutuan Kristen. Comenius sadar akan ketidakmampuan orangtua unyuk mendidik anak dalam semua hal yang diperlukan. Untuk itu ada sekolah, tetapi mjenyerahkan anak kepada mimbingan guru, orangtua masih bertanggung jawab untuk mengurus pendidikan anaknya. Peranan rekan yang mendidik secara tak sengaja dipetinggi, kalau guru menentukan suasana belajar psoitif yang memperlancar parisipasi semua anak dalam pengalaman belajar.
4)      Pelajar
Semua orang harus mencapai sasaran yang sama, yakni untuk memenuhi jati diri yang Allah sudah tentukan baginya sejak semula. Apabila semua anak di didik, maka semua akan diperlengkapi dengan segala sesuatu yang perlu untuk berpikir, memilih, mengikuti serta berbuat hal-hal yang baik.
5)      Kurikulum
Comenius menganjurkan kurikulum mulai dari Sekolah Bayi dan akhirnya bagi pemuda.
a.       Kurikulum bagi Sekolah Bayi
Apabila orangtua memulai pendidikan bagi anak-anak sebelum menyerahkan pengawasan kepala sekolah, waktunya sudah terlambat. Ruang lingkup terdiri atas lima pokok: kesalehan, akhlak baik dan kebajikan, pengetahuan dasariah, tindakan dan ucapan.
b.      Kurikulum untuk Sekolah Kanak-kanak
Comenius menganjurkan 12 tujuan kuriler yang hendaknya dicapai anak sebagai hasil belajar enam tahun di Sekolah kanak-kanak;
                                                        i.            Membaca bahan tertulis
                                                      ii.            Menulis pelan-pelan
                                                    iii.            Menghitung sesuai dengan keperluan praktis
                                                    iv.            Mengukur ruangan dengan baik
                                                      v.            Menyanyikan lagi terkenal
                                                    vi.            Menghafalkan mazmur yang sedang dipakai digereja
                                                  vii.            Menghafalkan ayat dan cerita dari alkitab
                                                viii.            Mempelajari asas-asas kesusilaan
                                                    ix.            Mengetahui ekonomi dan politik
                                                      x.            Mempelajari sejarah dunia umum
                                                    xi.            Mengetahui fakta-fakta paling oenting
                                                  xii.            Mempelajari peralatan mekanis
c.       Sekolah Remaja
Pendekatan Comenius bagi sekolah remaja berubah sedikit, ruang lingkupnya tidak diucapkan sebagai kata kerja lagi, tetapi kata benda. Comenius memakai struktur yang selaras dengan uritan peristiwa dan pokok yang termuat dalam Alkitab. Misalnya, pelajar pertama adalah “Allah” dan terakhir “Penghakiman Terakhir”
d.      Kurikulum untuk Perguruan Tinggi
Pertama, mencangkup semua bidang pengetahuan. Kedua, orang yang mampu dalam bidangnya masing-masing. Ketiga, mesti ada perpustakaan. Keempat, menghasilkan calon sarjana. Para tamatan perguruan tinggi harus mempunyai pengetahuan dalam ilmu tertentu dan mengakui cara menambah pengetahuan melalui kebijaksanaan dan bukan hanya pengetahuan dan keterampilan tertentu saja.
e.       Metodologi
Metodologi merupakan kunci untuk pengelaman belajar-mengajar disekolah. Untuk membahas pikirannya, dibagi atas dua bagian, yaitu asas-asas dasariah dan penerapannya dalam ruang kelas.















                                                                                                                                     
                                                                                 BAB III
( Pendiri Sekolah Dasar MODERN)

A.    Riwayat Hidup (1746- 1827)
Johann Heinrich Pestalozzi lahiir dan dibesarkan di Zurich. Keadaan persekolahan, bagi kehidupan Pestalozzi yang lahir pada tanggal 12 Januari 1746 di Zurich. Ketika penyiksaan melanda kampungnya di Itali. Nenek moyangnya berhasil meloloskan diri dengan baik. Ayahnya seorang doktor, yang meninggal saat Pestalozzi baru berusia enam tahun. Kematian ayahnya menghasilkan dua dampak bagi Pestalozzi dan ibunya. Pertama, warisan yang ditinggalkan oleh ayah cukup untuk hidup. Kedua, keadaan rumah tangga yang dipimpin oleh ibunya dan pembantu yang bernama Babeli ( Barbara Schmid). Selama masa kanak- kanak,keadaan tubuh Pestalozzi lemah, bahkan ia sering sakit. Walaupun dirumah tidak ada seorang laki- laki dewasa, peranan ini di ambil alih oleh kakeknya, seorang pendeta protestan yang melayani jemaat di desa.
Ia pernah menerjemahkan karangan Demosthenes yang begitu tinggi mutunya. Ia tidak menjadi pendeta karena ia semakin ragu- ragu akan kesesuaian jiwanya dengan sikapnya yang diperlukan untuk menjadi seorang pelayan. Tatkala ia menyampaikan khotbah, ia mendadak berhenti karena lupa isinya. Lalu, perhatiannya beralih ke bidang hukum. Karena keterlibatannya dalam kelompok politis.
Pestalozzi memperoleh seorang istri yaitu, Nn. Anna Schulthess. Ia berasal dari keluarga yang kaya. Karena itu, keluarganya menentang pergaulan Anna dengan Pestalozzi. Ia tidak memutuskan hubungan mereka walaupun mereka tidak bertemu beberapa bulan lamanya. Tatkala ia kembali kepada Anna, sesudah belajar selama sembilan bulan. Orang tuanya menyuruh Anna untuk memutuskan pertunangan mereka. Akhirnya ibu Anna memberi restunya asal kebaktian pernikahan ditunda selama dua tahun.
Pernikahan mereka dirayakan di Gebensdorf pada tanggal 30 September 1769, saat Pestalozzi berumur 24 tahun. Mereka pindah ke Neurof, tempat pertama dari ke tiga tempat tinggal yang lain. Jacobli ( Jean Jacques) anak tunggal mereka lahir pada tahun 1780, Pestalozzi mendidik sesuai dengan asas yang termuat dalam Emile.
Selama ibu Pestalozzi sakit, Pestalozzi putus asa karena kegagalan pengurusan sekolahnya. Delapan belas tahun di Neuhof sesudah proyek sekolah kejuruan gagal, yaitu dari taun 1780- 1798. Sekembalinya ke tanah airnya, ia meneruskan pekerjaan menulis pada tahun 1798.
 Pada akhir bulan Juli tahun 1799, tujuh bulan sesudah meninggalkan Stanz, Pestalozzi mulai mengajar anak- anak paling miskin di Burgdorf. Titik berat pendidikan di Burgdorf, adalah proses belajar yang dipakai untuk memperoleh pengetahuan itu. Pada tahun 1804, lima tahun sesudah sekolah di Burgdorf dimulai, sekolah ditutup dan anak- anak dipulangkan karena alasan politis. Gedung itu, dijadikan balai desa. Harapan Pestalozzi terputus untuk memperbaiki masyarakat dengan cara mendidik angkatan muda. Di Yvendun teori dan praktek Pestalozzi mencapai puncaknya dan tugas mengajar secara aktif semakin diambil alih oleh tim pengajar. Dengan gaya mengajar yang dipelopori Pestalozzi lebih luas, karena alasan: 1. Ia sendiri adalah pendidikan yang terkenal.2. hubungannya dengan Yverdon lebih baik. 3. Ia membuka SMA bagi perempuan pada bulan Mei 1806. 4. Ia melibatkan orang tua dalam proses memperbaiki institut. 5. Pestalozzi mendidik anak- anak, juga menyediakan sarana untuk melatih bakal guru dalam metodenya.


B.     Dasar Pendidikan
1.Pandangan Teologi
Ia memakai pengertian Iman Kristen untuk meyakinkan para pembaca bahwa pendidikan sesuai dengan Iman mereka. Dalam tulisannya, lima pokok teologi yang mencolok: 1. Kepercayaan kepada Allah Bapa, 2. Alam sebagai pedoman, 3. Yesus, Juruselamat Dunia, 4. Manusia, Jatidirinya, dan tugasnya,5. Pengalaman beriman secara pribadi.
·         Kepercayaan kepada Allah Bapa
Semua orang adalah anak Allah, karena dialah yang mengaruniakan hidup kepada mereka. Pestalozzi ingin mengutamakan pentingnya percaya akan Allah Bapa, karena hubungan ini berbeda dengan hubungan antar orang, hanya hubungan dengan Allah Bapalah yang bersifat abadi.
·         Alam sebagai pedoman
Alam perlu diketahui dan dihargai karena Allah sendiri menikamati ciptaanNYA. Pestalozzi bermaksud mengetahui sifat anak dan cara berkembang.
·         Yesus, Juruselamat Dunia
Dalam karya Pestalozzi jumlah nama Allah disebut. Tampak dalam cara hidupnya yang dipengaruhi oleh contoh Yesus sendiri.
·         Manusia, Jatidirinya
Dibahas dalam tiga pokok, yakni: manusia sebagai makhluk alam, manusia sebagai makhluk sosial, dan manusia sebagai makhluk moral. Disamping ketiga jati diri itu, terdapat dua macam yang mendasari semua pikirannya, yaitu manusia sebagai oknum yang percaya dan manusia yang bernasib ilahi.
·         Pengalaman beriman secara pribadi.
Menurut Pestalozzi, pikiran teologisnya tidak sebanding dengan kedalaman teologis yang kita kenal hal itu dibenarkan khususnya oleh pembahasan dalam bagian manusia.

2. Dasar Ilmu Jiwa
Pestalozzi mendahului perkembangan dengan jalan menarik kesimpulan tentang kelakuan anak berdasarkan percobaan sederhana di ruang kelas. Pokok dasar ilmu jiawa dibahas dalam tiga tema, yaitu: 1. Sumber dasarnya, 2. Asas- asas belajar- mengajar, 3. Pertumbuhan Iman.
·         Sumber dasarnya
Dengan pendekatan gaya modern kita dipersiapkan membaca isi percobaannya. Pestalozzi meringkaskan tentang perkembangan sebatang tumbuhan.
·         Asas- asas belajar- mengajar
Berdasarkan metode percobaan dan analogi dalam alam, pestalozzi menemukan asas- asas belajar mengajar berikut: 1. Guru membagi bahan ajar, 2. Anak belajar lebih baik kalau guru memusatkan perhatian pada tugas belajar yang terbatas. 3. Anak belajar melalui panca indar. 4. Pengetahuan diperoleh dari pancaindra digolongkan tiga kata, yakni: jumlah, bentuk, dan bahasa. 5. Pengalaman belajar lebih berhasil bila guru mengelompokkan pengetahuan yang sifatnya sama. 6. Kecenderungan ditarik oleh keindahan alam dalam diri manusia.
·         Pertumbuhan Iman
Pestalozzi berusaha bertindak sebagai ibu dan ayah dalam hubungan dengan anak- anak. Jadi perkembangan moral dan rohani dalam dirinya.


C.    Asas- Asas Pendidikan
1.      Arti Pendidikan
Pendidikan, suatu ilmu yang harus mendasarkan pengetahuanyang paling dalam tentang tabiat manusia. Pendidikan perlu dilaksanakan dari dua segi, yakni segi praktek dan segi teori. Pendidikan akan mengubah mutu kehidupan. Anak miskin harus dididik dalam tiga bidang: 1. Belajar menulis, membaca, dan berhitung, 2. Latihan mempersiapkan mereka dalam sektor perindustrian, 3. Pengetahuan berporos pada akal dan tangan perlu ada. Menurut pendekatan itu, teori bukan disusun terlepas dari praktek, melainkan teori dibangun berdasarkan praktek.

2.      Tujuan Pendidikan
Tujuan umum: menghasilkan seorang yang bijaksana dan bijak dalam kehidupannya, manusiawi dalam semua hubungan dengan sesamanya manusia dan seorang yang hidup beriman sebagai makhluk yang bergantung pada Allah. Pestalozzi memberi perhatian pada tujuan kurikuler dan instruksional, yaitu memperoleh pengetahuan yang berporos pada jumlah, bentuk, dan bahasa.

3.      Lingkungan Pendidikan
Menurut Pestalozzi ada tiga lingkungan pendidikan, yaitu: 1. Rumah tangga, 2. Rumah dermawan, 3. Sekolah.
·         Rumah tangga
Pestalozzi menggambarkan rumah tangga karena, lingkungan yang paling wajar dan penting bagi pendidikan. Dua pengajar utama, yaitu sang ibu dan guru. Pestalozzi menyebutkan dua lagi, yaitu anak itu sendiri dan pengalaman hidup.

·         Rumah Dermawan
Keluarga kaya yang tinggal di daerah petani membuka rumah untuk mengajar mereka memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang menambah hasil bumi. Dermawan lain, mempunyai bengkel atau pabrik. Anak- anak dapat menerima bimbingan dalam penetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan bidang kerja.
·         Sekolah Dasar bagi Rakyat
Memberikan kesempatan belajar bagi banyak anak. Sekolah Dasar yang dimaksud Pestalozzi perlu mewujudkan sifat kerumah tanggaan yang baik. yakni persekolah hendaknya berlangsung suasana keriangan, ketertiban, swadisiplin, latihan bagi akal, tangan dan badan serta kesalehan sungguh- sungguh.

4.      Pengajar
Dua pengajar utama, yaitu sang ibu dan guru. Pestalozzi menyebutkan dua lagi, yaitu anak itu sendiri dan pengalaman hidup.
·         Ibu
Dalam rumah tangga ia bertanggung jawab melaksanakan pendidikan yang mustahil dilaksanakan oleh guru di sekolah. Ia memberi perhatian besar kepada anak, hati ibu lebih berkuasa ditentukan oleh hati dan bukan akal. Melalui kasih, ia mampu mencapai hasil yang tidak pernah diperoleh oleh perintah penguasa manapun. Ibu menolong anak untuk menamai pelbagai objek dalam rumah tangga.
·         Guru Sekolah
Guru yang tidak berhasil mempunyai sifat- sifat berikut: ia angkuh, mementingkan diri sendiri, tidak mengenal swa disiplin dan kehidupannya di luar ruangan sekolah.
Guru yang baik dikenal karena sudah ada sifat seperti: terisi dengan roh kasih, hikmat, dan kemurnian. Guru yang baik berusaha menemukan bakat yang tersembunyi dalam diri setiap anak dengan mengembangkan rencana belajar sesuai bakat.
·         Si Anak
Anak adalah pengajar dalam arti bahwa pengalaman itu menjadi miliknya secara pribadi. Pestalozzi mengutamakan pemikiran yang berasal dari si anak sendiri. Gaya berpikir ini menjaga supaya gagasan tidak diterima begitu saja oleh si anak.

·         Pengalaman Hidup
Pikiran ini didekati oleh dua sudut, yaitu: pelajaran umum diajarkan kepada setiap orang. Dan terdapat pelajaran yang diajar secara khusus kepada setiap orang. Tetapi, pengalaman hidup mengajarkan bahwa bakat tidak berguna sebelum dikembangkan.

5.      Pelajar
Pestalozzi memberi kesempatan belajar kepada semua anak. Khususnya pada taraf sekolah dasar. Dua golongan pelajar yang diperhatikan oleh Pestalozzi, yaitu anak perempuan secara khusus dan calon guru.
·         Semua Anak
Pestalozzi membuka kesempatan belajar bagi anak perempuan disamping laki- laki. Anak laki- laki ditampung disekolah yang dibuka di Yverdun. Tetapi, tak lama kemudian ia membuka sekolah kedua khusus anak perempuan. Pestalozzi belum puas dengan pendidikan tersebut, karena tidak mendidik mereka secara khusus untuk memenuhi peranan sebagai ibu kelak. Mengingat peranan keibuan satu- satunya panggilan hidup bagi anak perempuan.
·         Anak Perempuan
Anak perempuan dimampukan untuk mengambil bagian yang mencolok dalam pendidikan. Pestalozzi berdalil bahwa kalau motif mendidik perempuan adalah baik, tidak perlu mengorbankan sifat baik apapun.
·         Calon Guru
Pestalozzi memperbaiki pendidikan, ia menggiatkan pemuda menerima jabatan guru sebagai panggilan hidup. Pestalozzi melihat pentingnya mencari bakal guru yang terbaik, mendidik, dan menjamin pendapatan yang patut baginya.

6.      Kurikulum
Pestalozzi berporos pada tiga unsur,yaitu: akal, tangan, dan hati. Kurikulum mencakup pokok utama yang perlu diketahui si anak, kurukulum yang berimbang, dalam arti akal, tangan dan hati menerima bimbingan dan latihan yang sama bobotnya.
·         Kurikulum untuk Pendidikan Akal
Murid terlibat dalam pelajaran mengukur, melalui mata pelajaran mengukur, menggambar sejumlah bentuk. Pelajaran menggambar diajarkan melalui mata pelajaran menggambar. Pelajaran menulis diajarkan melalui mata pelajaran menulis kata dan kalimat.


·         Kurikulum untuk Pendidikan Tangan
Digolongkan dua bentuk kegiatan jasmani: olahraga dan kejuruan. Murid terlibat latihan jasmani di alam terbuka dan olah raga. Kedua, anak dilatih keterampilan tangan.

·         Kurikulum untuk Pendidikan Moral Keagamaan
Pestalozzi adalah orang yang beriman secara operasional, teladan iman itu tidak lain dari kehidupan Yesus sendiri. Anak- anak dibimbing untuk merasa betapa besarnya kasih Allah bagi mereka dalam pengalaman di sekolah dan rumah tangga di dorong untuk bertindak secara adil terhadap sesama dan secara moral dalam hidupnya.

7.      Metodologi
Metode mengajar menurut Pestalozzi berporos pada tiga unsur dari kurikulum.
·         Metode mengajar mata pelajaran intelektual berhubungan dengan tiga jenis pengalaman yang dilambangkan dengan tiga, yaitu: bahasa, bentuk, dan jumlah.
·         Metode mengajarkan mata pelajaran jasmani
Pestalozzi membagi segala macam latihan jasmani atas langkah tertentu.
·        Metode mengajarkan mata pelajaran akhlak atau agamawi
Peranan positif, guru wajib mengadakan tugas belajar yang berporos pada pancaindra. Anak dibimbing untuk menilai kelakuan yang ia laksanakan di ruang kelas, juga menolongnya memperbaiki diri.

PENUTUP
Mempelajari sejarah pendidikan adalah bagian yang penting dalam kaitannya dengan menjadi pengajar yang sukses. Agar saat kita diperhadapkan oleh peserta didik, diperlukan nya pemahaman tentang sejarah dari bapak pendidikan dalam upayanya untuk membuat kegiatan pembelajaran menjadi kegiatan yang hebat, diisi oleh orang-orang yang hebat dan hasilnya pasti akan hebat juga.
Bukan hanya mempelajari bagaimana mendidik siswa/i kita, tetapi juga belajar bagaimana proses pembelajaran yang akan kita lakukan agar mereka mengerti dan kita mampu memahami tingkah siswa/i dalam tahap pembelajaran. Memahami sikap, tingkah, tujuan, hingga pola pikir mereka.


1 komentar:

  1. Blackjack Online (Casino) - Missouri Speedway - JTM Hub
    Blackjack online. Blackjack online. Casino games. Sign up to get the newest 광주 출장샵 offers, get 태백 출장안마 the best games, 거제 출장마사지 and 진주 출장안마 live blackjack 성남 출장안마 tables in one place!

    BalasHapus